Panduan Lengkap Pengambilan Keputusan Multi Kriteria: Teori, Faktor, dan Model

teori, proses, model, dan teknik pengambilan keputusan multi kriteria

Pengambilan keputusan multi kriteria (Multi-Criteria Decision-Making-
MCDM) memainkan peran penting dalam menghadapi kompleksitas proses pengambilan keputusan. Baik dalam bisnis, kehidupan pribadi, maupun berbagai bidang lainnya, kemampuan untuk membuat pilihan yang berdasarkan informasi yang baik sangatlah penting. Dalam panduan komprehensif ini, kita akan menjelajahi teori, faktor, dan model-model yang membentuk MCDM yang efektif.

Dengan menggunakan Multi-Criteria Decision-Making (MCDM), kita dapat mengatasi tantangan dalam mengambil keputusan yang kompleks. MCDM membantu kita untuk mempertimbangkan berbagai faktor penting dalam pengambilan keputusan, sehingga kita dapat membuat pilihan yang lebih terinformasi. Baik itu dalam dunia bisnis, kehidupan pribadi, atau bidang lainnya, MCDM merupakan alat yang berguna untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan. Dalam panduan ini, kita akan mempelajari lebih dalam tentang teori, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, dan model-model yang dapat digunakan dalam MCDM yang efektif. Dengan memahami dan menerapkan MCDM dengan baik, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan.

Pendahuluan

Di dunia yang serba cepat seperti sekarang ini, pengambilan keputusan merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari memilih jalur karier hingga strategi bisnis, keputusan-keputusan tersebut membentuk masa kini dan masa depan kita. MCDM (Multi-Criteria Decision-Making) menyediakan pendekatan terstruktur dalam menghadapi pilihan-pilihan yang kompleks, memastikan bahwa keputusan-keputusan tersebut sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai yang kita miliki.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada berbagai pilihan yang mempengaruhi jalan hidup kita. MCDM membantu kita untuk mengevaluasi pilihan-pilihan tersebut secara sistematis dengan mempertimbangkan berbagai kriteria yang relevan. Dengan menggunakan pendekatan MCDM, kita dapat mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang penting dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan terinformasi.

Pentingnya MCDM terletak pada kemampuannya untuk membantu kita mengelola kompleksitas dalam pengambilan keputusan. Dengan menggabungkan berbagai faktor penting, seperti risiko, keuntungan, biaya, dan implikasi sosial, MCDM membantu kita untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan membuat keputusan yang lebih holistik. Dengan demikian, MCDM menjadi alat yang berharga dalam membantu kita menghadapi tantangan-tantangan dalam pengambilan keputusan di dunia yang terus berubah ini.

Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses penting dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan memilih di antara beberapa pilihan. Setiap orang dihadapkan pada keputusan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti memilih makanan di restoran, memilih jurusan kuliah, atau memutuskan apakah akan membeli produk tertentu.

Dalam proses belajar-mengajar, pengambilan keputusan juga memiliki peran yang signifikan. Misalnya, seorang siswa harus memilih mata pelajaran yang akan diambil, menentukan jadwal studi, atau memilih topik untuk tugas. Guru juga harus membuat keputusan dalam hal menyusun kurikulum, menentukan metode pengajaran yang efektif, atau mengevaluasi kinerja siswa.

Di dunia bisnis, pengambilan keputusan merupakan elemen kunci untuk mencapai kesuksesan. Seorang pengusaha harus mengambil keputusan tentang strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, atau peningkatan kualitas produk. Keputusan yang baik dapat membantu perusahaan tumbuh dan menghadapi persaingan dengan lebih baik.

Dalam semua situasi ini, penting untuk membuat keputusan yang terinformasi dan rasional. Proses pengambilan keputusan yang baik melibatkan mengidentifikasi dan menganalisis berbagai pilihan, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan, serta mempertimbangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, pengambilan keputusan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, proses belajar-mengajar, dan jalannya bisnis.

Teori pengambilan keputusan

  1. Teori Rasional Klasik: Teori ini mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara rasional dan objektif. Individu dianggap mampu memproses informasi secara lengkap, mengevaluasi semua pilihan, dan memilih yang paling optimal berdasarkan pada manfaat dan konsekuensi yang diharapkan.
  2. Teori Inkremental: Teori ini menekankan bahwa pengambilan keputusan seringkali dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Keputusan dibuat berdasarkan pada penambahan atau perubahan kecil dari keputusan sebelumnya, dengan mempertimbangkan pembelajaran dari pengalaman masa lalu.
  3. Teori Perilaku: Teori ini melihat pengambilan keputusan dari sudut pandang psikologis. Individu dianggap dipengaruhi oleh faktor emosional, sosial, dan psikologis dalam proses pengambilan keputusan. Faktor seperti bias kognitif, preferensi pribadi, dan persepsi terhadap risiko dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
  4. Teori Sosial: Teori ini menyoroti pengaruh konteks sosial dalam pengambilan keputusan. Keputusan individu dapat dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain, norma sosial, atau tekanan kelompok. Faktor-faktor sosial ini dapat mempengaruhi preferensi individu dan mempengaruhi arah keputusan yang diambil.
  5. Teori Inkremental: Teori ini menekankan bahwa pengambilan keputusan seringkali dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Keputusan dibuat berdasarkan pada penambahan atau perubahan kecil dari keputusan sebelumnya, dengan mempertimbangkan pembelajaran dari pengalaman masa lalu. 
  6. Teori Perilaku: Teori ini melihat pengambilan keputusan dari sudut pandang psikologis. Individu dianggap dipengaruhi oleh faktor emosional, sosial, dan psikologis dalam proses pengambilan keputusan. Faktor seperti bias kognitif, preferensi pribadi, dan persepsi terhadap risiko dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. 
  7. Teori Sosial: Teori ini menyoroti pengaruh konteks sosial dalam pengambilan keputusan. Keputusan individu dapat dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain, norma sosial, atau tekanan kelompok. Faktor-faktor sosial ini dapat mempengaruhi preferensi individu dan mempengaruhi arah keputusan yang diambil.

Teori-teori pengambilan keputusan ini menggambarkan pendekatan yang berbeda dalam pengambilan keputusan dan tidak selalu berlaku dalam setiap situasi. Pengambilan keputusan seringkali kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan:

  1. Informasi: Ketersediaan dan kualitas informasi yang relevan dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan. Semakin lengkap dan akurat informasi yang kita miliki, semakin baik kita dapat mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada.
  2. Nilai dan tujuan: Nilai-nilai pribadi dan tujuan jangka panjang dapat mempengaruhi keputusan. Setiap individu memiliki prioritas dan prinsip yang berbeda, sehingga keputusan yang diambil akan mencerminkan nilai-nilai dan tujuan individu tersebut.
  3. Emosi: Keputusan seringkali dipengaruhi oleh emosi kita pada saat pengambilan keputusan. Emosi seperti rasa takut, kegembiraan, atau kecemasan dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap pilihan-pilihan yang ada dan akhirnya mempengaruhi keputusan yang diambil.
  4. Risiko: Tingkat risiko yang terkait dengan setiap pilihan juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Beberapa orang lebih cenderung mengambil risiko, sementara yang lain lebih memilih untuk menghindari risiko. Faktor ini dapat berdampak pada keputusan yang diambil.
  5. Konteks sosial: Konteks sosial, seperti tekanan dari kelompok atau norma sosial, juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Terkadang, seseorang mungkin mengambil keputusan untuk memenuhi harapan atau norma sosial, bahkan jika itu tidak sepenuhnya sesuai dengan preferensi individu. Keterbatasan individu: Keterbatasan individu, seperti pengetahuan, pengalaman, atau waktu yang terbatas, juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Kemampuan untuk memproses informasi dan melihat konsekuensi jangka panjang dari keputusan juga dapat memengaruhi kualitas keputusan yang diambil.

Faktor-faktor tersebut dapat saling berinteraksi dan berbeda dalam setiap situasi pengambilan keputusan. Penting untuk mempertimbangkan semua faktor ini secara holistik dalam proses pengambilan keputusan yang efektif.

Pengambilan Keputusan Multi Kriteria (Multi-Criteria Decision-Making (MCDM))

Pengambilan Keputusan Multi-Kriteria (MCDM) adalah proses dalam mempertimbangkan dan memilih di antara beberapa alternatif berdasarkan berbagai kriteria yang relevan. MCDM memberikan pendekatan yang terstruktur untuk menghadapi masalah-masalah kompleks yang membutuhkan pertimbangan yang cermat. Dalam MCDM, alternatif-alternatif dievaluasi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam memilih mobil baru, kriteria seperti harga, kualitas, efisiensi bahan bakar, dan keandalan dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memilih mobil yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kita.

Aplikasi MCDM meliputi berbagai bidang, termasuk bisnis, teknik, dan ilmu sosial. Dalam bisnis, MCDM dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi, penentuan strategi pemasaran, atau pemilihan pemasok. Dalam bidang teknik, MCDM dapat digunakan dalam perencanaan proyek, pemilihan desain, atau pengelolaan risiko. Sedangkan dalam ilmu sosial, MCDM dapat digunakan dalam kebijakan publik, pemilihan lokasi fasilitas, atau penentuan alokasi sumber daya.

Signifikansi MCDM terletak pada kemampuannya untuk membantu mengurangi kompleksitas dalam pengambilan keputusan. Dengan menggunakan metode yang terstruktur dan kriteria yang jelas, MCDM memungkinkan kita untuk mempertimbangkan berbagai faktor secara sistematis dan obyektif. Hal ini dapat membantu mengurangi bias atau kesalahan dalam pengambilan keputusan, serta meningkatkan kesesuaian keputusan dengan tujuan dan nilai-nilai yang kita miliki. Dengan menerapkan MCDM, kita dapat membuat keputusan yang lebih informasional, efektif, dan efisien.

Teori Dasar Pengambilan Keputusan Multi Kriteria

Pengambilan keputusan multi-kriteria melibatkan proses pengambilan keputusan yang mempertimbangkan banyak kriteria atau faktor dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang tersedia. Berikut adalah beberapa metode keputusan multi-kriteria:

  1. Pengambilan Keputusan Multi-Kriteria (MCDM) adalah cara untuk memilih alternatif terbaik dari beberapa pilihan berdasarkan beberapa hal yang penting. Metode ini berguna dalam situasi di mana kita perlu mempertimbangkan banyak faktor sekaligus. Misalnya, dalam memilih mobil baru, kita mungkin ingin mempertimbangkan harga, kualitas, dan efisiensi bahan bakar. Dengan menggunakan MCDM, kita dapat mengevaluasi setiap mobil berdasarkan kriteria-kriteria ini dan memilih mobil yang paling sesuai dengan kebutuhan kita. MCDM juga dapat digunakan dalam masalah perancangan yang lebih kompleks, di mana kita perlu menggunakan teknik matematik untuk mencari solusi yang optimal. Metode ini dapat digunakan bahkan jika kita memiliki banyak alternatif yang harus dipertimbangkan.
  2. Multiple Objective Decision Making (MODM): Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda (MODM): MODM adalah suatu metode yang digunakan untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan banyak faktor penting. Metode ini sering digunakan dalam situasi di mana perlu ada optimasi, seperti dalam merancang suatu sistem. Dalam MODM, kita menggunakan teknik matematik untuk mencari solusi yang terbaik.
  3. Metode Bayes, MPE, CPI, dan AHP: Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan kriteria yang beragam, seperti metode Bayes, MPE, CPI, dan AHP. Metode-metode ini membantu kita dalam mengurai masalah yang kompleks dengan banyak faktor atau kriteria menjadi suatu hirarki yang lebih teratur dan mudah dipahami.
  4. Analytic Hierarchy Process (AHP): AHP adalah cara untuk memberikan peringkat pada alternatif- alternatif keputusan dan memilih yang terbaik di antaranya. Dalam AHP, kita membandingkan alternatif-alternatif tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, dan kemudian memberikan bobot pada setiap kriteria untuk menghitung peringkatnya.
  5. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sytem): Sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan dari sistem informasi manajemen yang membantu dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal dukungan kepada manajemen. Salah satu aspek penting dalam SPK adalah penggunaan kriteria-kriteria yang beragam sebagai parameter utama dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Metode-Metode Populer lain:Ada beberapa metode populer yang digunakan dalam pengambilan keputusan multi-kriteria, seperti metode SAW, AHP, TOPSIS, dan lainnya. Metode-metode ini memberikan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan banyak kriteria yang berbeda.
Multiple Objective Decision Making (MODM): Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda (MODM): MODM adalah suatu metode yang digunakan untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan banyak faktor penting. Metode ini sering digunakan dalam situasi di mana perlu ada optimasi, seperti dalam merancang suatu sistem. Dalam MODM, kita menggunakan teknik matematik untuk mencari solusi yang terbaik. Metode-Metode Populer lain:Ada beberapa metode populer yang digunakan dalam pengambilan keputusan multi-kriteria, seperti metode SAW, AHP, TOPSIS, dan lainnya. Metode-metode ini memberikan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan banyak kriteria yang berbeda.Pengambilan keputusan multi-kriteria melibatkan analisis alternatif berdasarkan beberapa kriteria yang relevan. Metode-metode tersebut membantu dalam mengatasi kompleksitas dan keragaman faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan multi-kriteria

Model Pengambilan Keputusan Multi Kriteria

Salah satu model pengambilan keputusan multi-kriteria yang paling populer adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW). Model ini digunakan untuk mengevaluasi dan memilih alternatif berdasarkan beberapa kriteria yang diberikan bobot.

Dalam model SAW, langkah pertama adalah mengidentifikasi kriteria yang relevan dan penting dalam pengambilan keputusan. Setiap kriteria kemudian diberikan bobot relatif yang mencerminkan tingkat kepentingannya. Bobot ini bisa diberikan oleh pengambil keputusan berdasarkan penilaian subjektif atau melalui metode analisis yang lebih objektif.

Selanjutnya, setiap alternatif dievaluasi berdasarkan setiap kriteria dengan menggunakan skala yang telah ditentukan sebelumnya. Nilai yang diberikan pada setiap alternatif berkaitan dengan sejauh mana alternatif tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Setelah itu, dilakukan perhitungan bobot total untuk setiap alternatif dengan menjumlahkan perkalian bobot kriteria dengan nilai yang diberikan pada setiap alternatif. Alternatif dengan bobot total tertinggi dianggap sebagai alternatif terbaik.

Model SAW populer karena sederhana dan mudah dipahami. Model ini juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bisnis, manajemen proyek, dan pengambilan keputusan lainnya. Namun, model ini memiliki kelemahan yaitu tidak mempertimbangkan interaksi antara kriteria-kriteria yang digunakan. Oleh karena itu, model SAW lebih cocok digunakan dalam situasi di mana kriteria-kriteria yang digunakan bersifat independen dan tidak saling mempengaruhi.

SWOT Pengambilan Keputusan Multi Kriteria


Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
1. Metode Analisis Kriteria yang Komprehensif 1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia untuk Pengimplementasian 1. Peningkatan Teknologi dalam Pengambilan Keputusan Multi Kriteria 1. Persaingan Ketat di Pasar
2. Penggunaan Teknologi Terkini dalam Analisis 2. Ketergantungan pada Perangkat Lunak Tertentu 2. Peluang untuk Menggali Data Lebih Lanjut dan Akurat 2. Ketidakpastian dalam Perubahan Kebijakan Pemerintah
3. Tim yang Terlatih dan Ahli dalam Metode Ini 3. Kesulitan dalam Mendapatkan Data yang Diperlukan 3. Meningkatnya Permintaan untuk Solusi Pengambilan Keputusan Terkini 3. Ancaman terhadap Keamanan Data Pengguna

Metode dan Teknik Pengambilan Keputusan

Proses Hirarki Analitik (AHP)

Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini digunakan untuk membandingkan alternatif- alternatif berdasarkan beberapa kriteria yang berbeda.

AHP menggunakan pendekatan hierarkis dalam mengorganisir kriteria dan alternatif. Pertama, tujuan utama atau tujuan strategis diidentifikasi dan dipecah menjadi kriteria yang lebih spesifik. Setiap kriteria diberikan bobot untuk menunjukkan tingkat kepentingannya.

Selanjutnya, setiap alternatif dievaluasi dalam hubungannya dengan setiap kriteria. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan pasangan alternatif terhadap setiap kriteria menggunakan skala perbandingan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk menghitung bobot relatif setiap alternatif terhadap setiap kriteria.

Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk menghasilkan bobot agregat untuk setiap alternatif. Bobot agregat ini mencerminkan tingkat kesesuaian alternatif dengan tujuan yang ingin dicapai. Alternatif dengan bobot agregat tertinggi dianggap sebagai alternatif terbaik.

AHP menjadi populer karena memberikan kerangka kerja yang sistematis dan terstruktur dalam mengatasi masalah pengambilan keputusan yang kompleks. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bisnis, teknik, ilmu sosial, dan lainnya. Keunggulan AHP adalah kemampuannya untuk memperhitungkan preferensi relatif pengambil keputusan terhadap kriteria-kriteria yang berbeda, sehingga memungkinkan pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih rasional dan terinformasi.

PROMETHEE (Preference Ranking Organization METHod for Enrichment Evaluation)

Preference Ranking Organization METHod for Enrichment Evaluation (PROMETHEE) adalah metode pengambilan keputusan multi-kriteria yang digunakan untuk membandingkan dan merangkingkan alternatif berdasarkan preferensi yang diberikan pada setiap kriteria.

PROMETHEE menggunakan pendekatan peringkat untuk mengukur tingkat preferensi alternatif. Metode ini melibatkan beberapa langkah yang sistematis. Pertama, kriteria yang relevan diidentifikasi dan bobot relatifnya ditentukan oleh pengambil keputusan.

Selanjutnya, setiap alternatif dievaluasi berdasarkan setiap kriteria menggunakan fungsi preferensi yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi preferensi ini memberikan nilai yang menunjukkan sejauh mana alternatif memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk menghasilkan nilai preferensi netto dan nilai preferensi terbobot untuk setiap alternatif. Nilai preferensi netto menggambarkan selisih antara preferensi positif dan preferensi negatif, sedangkan nilai preferensi terbobot menggambarkan preferensi yang telah dinormalisasi dengan bobot kriteria.

Selanjutnya, dilakukan peringkat alternatif berdasarkan nilai preferensi terbobot. Alternatif dengan nilai preferensi terbobot tertinggi dianggap sebagai alternatif terbaik.

PROMETHEE memiliki keunggulan dalam mengatasi ketidakpastian dan ketidaktelitian dalam pengambilan keputusan. Metode ini juga dapat mengakomodasi preferensi yang bersifat non-monotonik, artinya preferensi dapat berubah dalam interval tertentu. PROMETHEE dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti bisnis, teknik, lingkungan, dan lainnya.


referensi: https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/download/1462/1024

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jmasif/article/download/31485/17639

Evaluasi dan Pembaruan (Updating) dalam Pengambilan Keputusan

Evaluasi dan pembaruan dalam pengambilan keputusan sangat penting karena lingkungan bisnis dan kondisi eksternal terus berubah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa evaluasi dan pembaruan diperlukan:

  • Penyesuaian Terhadap Perubahan Lingkungan: Lingkungan bisnis selalu berfluktuasi, dan faktor-faktor eksternal seperti persaingan, perubahan kebijakan pemerintah, dan tren pasar dapat berubah secara tiba-tiba. Dengan melakukan evaluasi rutin, organisasi dapat mengidentifikasi perubahan ini dan membuat penyesuaian yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.
  • Peningkatan Efisiensi Operasional: Evaluasi secara teratur membantu mengidentifikasi apakah metode atau keputusan yang diambil sebelumnya masih relevan dan efektif. Pembaruan keputusan yang tidak lagi sesuai dengan tujuan organisasi dapat diubah untuk meningkatkan efisiensi operasional.
  • Pengelolaan Risiko: Evaluasi membantu dalam mengidentifikasi risiko-risiko baru yang mungkin muncul atau risiko yang sudah ada yang mungkin berubah dalam intensitasnya. Pembaruan keputusan dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengelola risiko-risiko ini dengan lebih baik.
  • Optimalisasi Sumber Daya: Lingkungan bisnis yang dinamis dapat memengaruhi ketersediaan sumber daya seperti anggaran, tenaga kerja, dan teknologi. Evaluasi membantu organisasi untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif sesuai dengan kebutuhan dan perubahan dalam strategi bisnis.
  • Respons Terhadap Peluang Baru: Melalui evaluasi, organisasi dapat mengidentifikasi peluang baru yang mungkin muncul di pasar atau dalam industri. Pembaruan keputusan dapat memungkinkan organisasi merespons dengan cepat untuk memanfaatkan peluang ini dan mendapatkan keuntungan kompetitif.
  • Peningkatan Kinerja: Dengan mengevaluasi hasil keputusan sebelumnya, organisasi dapat memahami apa yang telah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Pembaruan keputusan berdasarkan pembelajaran dari pengalaman masa lalu dapat membantu meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Dengan demikian, evaluasi dan pembaruan adalah suatu keharusan dalam pengambilan keputusan untuk menjaga ketangguhan organisasi di tengah perubahan konstan dalam lingkungan bisnis.

Kesimpulan

MCDM adalah metode pengambilan keputusan yang menggunakan beberapa kriteria untuk menentukan alternatif terbaik. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai bidang dan membantu pengambil keputusan dalam menyusun prioritas dan memilih solusi terbaik.

MCDM melibatkan analisis terhadap kriteria-kriteria yang relevan dan memberikan bobot pada setiap kriteria. Dengan menggunakan teknik matematika dan perbandingan, metode ini membantu memahami dampak dan hubungan antara kriteria-kriteria yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang masalah yang dihadapi dan pertimbangan yang cermat terhadap semua aspek yang terlibat. MCDM memberikan panduan sistematis dan terstruktur dalam mengatasi kompleksitas pengambilan keputusan.

Dengan mempelajari dan menerapkan MCDM, pengambil keputusan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang relevan. Dengan demikian, MCDM memberikan kontribusi yang berharga dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.


 

Previous Post